Halo semua,
Post tentang Cara Menurunkan Berat Badan Pasca Melahirkan Caesar ini sudah lama banget ada di draft blog, mungkin sudah 6 bulan bahkan lebih. Post ini aku buat untuk menjawab pertanyaan teman – teman yang sering PM di FB, WA atau LINE.
“Li, enak ya punya badan kurus walaupun udah punya 2 anak”
“Kapan ya punya badan langsing kayak kamu?”
“Bagi – bagi dong rahasia langsingnya!”
“Lily, mau jadi personal trainerku ga?” What??
“Makan apa sih Li, koq badanmu segitu – gitu aja?”
“Kamu beruntung ya Li, punya badan ramping, aku yang masih single aja, badan udah kayak beranak tiga.
“Lily, kamu minum obat pelangsing ga?, atau mungkin teh pelangsing?”
“Cita – cita nih, walaupun udah punya 2 anak, tetap enak dilihat bodynya.”
Well, semua pertanyaan dan pernyataan diatas aku anggap as a compliment. Aku juga pernah mengalami kelebihan berat badan, sama seperti teman – teman yang saat ini sedang bergumul menurunkan berat badan. Dan aku tahu banget, berat badan berlebih lumayan mengganggu. Mulai dari krisis rasa percaya diri untuk misalnya ketemuan dengan orang lain, seperti reunian sama teman SMA atau sekedar hang out dengan teman – teman yang belum menikah dan memiliki badan yang enak dilihat. Kita juga mau nggak mau harus ganti semua pakaian yang sudah kekecilan, hingga sulitnya menemukan ukuran dan style fashion yang cocok untuk ukuran badan “big size big mama”.
Sedikit aku share tentang riwayat kehamilanku. Ketika memasuki minggu ke 32, aku didiagnosa terkena preeklamsia (keracunan kehamilan yang menyebabkan tekanan darah tinggi). Preeklamsia juga ternyata dapat menyebabkan bertambahnya berat badan secara drastis dan cepat. Bisa dibayangkan aku sangat bengkak saat itu. Sebelum hamil aku memiliki berat badan hanya 45 – 47 kg. Ketika hamil minggu ke 32 berat badanku sudah naik 24kg menjadi sekitar 69 – 70 kg. So I was really really big at that time and it was an amazing feeling to have a baby inside my tummy.
Setelah menjalani proses persalinan secara sectio caesar, berat badan turun menjadi 58kg. Yang artinya masih ada 11 – 12 kg berlebih bila dibandingkan dengan berat badanku semula. Ternyata sehabis lahiran sectio caesar, masih ada rasa nyeri dari jahitannya. Rasa sakit dan nyeri ini kurang lebih berlangsung selama 6 bulan lamanya.
Trus apa kabar dengan berat badan yang masih bertengger manis di angka 58 – 60kg? Bukannya turun malah naik. Oh Man!
Aku masih melakukan aktivitasku seperti biasa : memberikan ASI ekslusif, menjemur anakku di pagi hari, dan selebihnya di rumah aja lol atau sekedar jalan ke Mall. Jadi bener – bener belum ada kepikiran untuk menurunkan berat badan (alasan jadi bisa makan apa saja tanpa ada pantangan lol). Dan sekaligus fokus untuk memberikan ASI ekslusif yang direncanakan sampai anakku Glow berumur 1 tahun.
Setahun berlalu, Glow melanjutkan ASInya dengan susu formula. Mulai deh kepikiran bagaimana cara untuk menurunkan berat badan. Walaupun sebelumnya sudah berfikir “pasrah” aja badan gede, toh juga sudah laku (baca : menikah) lol. Dan wajar saja masih banyak ibu – ibu lainnya juga bersikap pasrah seperti aku pada waktu itu. Karena memang nggak gampang untuk menurunkan berat badan. Diperlukan waktu dan ketekunan serta kemauan yang kuat dari diri sendiri.
Jujur aku sempat tergiur dengan iklan pil pelangsing yang diklaim bisa menurunkan berat badan 3-4 kg dalam 2 minggu. Tapi puji Tuhan, suamiku tidak memberikan ijin untuk mencoba pil pelangsing tersebut. Sempat browsing tentang teh pelangsing yang katanya aman juga untuk ibu menyusui, tapi entah kenapa aku nggak terlalu bersemangat untuk mencobanya.
Aku berfikir : “bagaimana kalau nggak berhasil?” Hiks. Sia – sia banget kan kalo nggak berhasil. Ya sudah lah, yang pasti – pasti sajalah ya. Akhirnya aku mulai berolahraga, sauna dan mengatur pola makan & minum.
1. Mengatur Pola Makan dan Minum
image via
Aku suka banget dengan makanan dan minuman yang manis. Mulai dessert, kopi, teh, jus semuanya harus manis. Semua makanan juga aku selalu pakein kecap manis lol. Sering dibilangin ama teman : “Kamu itu orang Jawa atau Batak sih?” Aku senyum – senyum aja kalau ada yang bilang begitu hihi.
Setiap pagi pasti aku selalu ngopi atau minum teh yang rasanya harus manis to the max. Sering makan di luar rumah juga : pesan teh manis dan aku selalu request gula lagi. Kebayang kan aku penggila manis banget.
Namun dalam rangka usaha menurunkan berat badan, aku lupain dulu deh hobby mengkomsumsi segala makanan dan minuman manis. Walau berat hiks.
Setiap pagi, aku menggantikan kegiatan minum kopi atau teh dengan minum air putih. Dilanjutkan dengan sarapan Oatmeal atau hanya buah 2 buah Apel saja. Di siang hari aku makan nasi seperti biasa dengan porsi yang nggak banyak (baca : porsi nasi Padang).
Di malam harinya aku makan nasi 1/2 porsi dari porsi makanan di siang hari. Atau terkadang hanya makan buah dan banyak minum air putih.
2. Rutin Melakukan Olahraga
image via
Untuk teman – teman yang telah memilih persalinan dengan proses caesar sectio memang dokter menyarankan untuk bisa kembali berolahraga pada bulan ke 4. Hal ini untuk menjaga sekaligus mengantisipasi keadaan perut bekas luka tetap pada proses penyembuhan yang bener. Tidak infeksi ataupun tidak sakit / nyeri yang berkesinambungan yang mungkin bisa berakibat fatal nantinya. Kebetulan aku suka banget renang namun semenjak hamil sampai anakku Glow berumur 1 tahun, aku jarang sekali melakukan olahraga renang. Dan saatnya untuk nggak bermalas – malas lagi. “Revolusi mental” kalo kata om Jokowi mah hihi. Go go Swim! Aku lakukan olahraga renang hampir setiap harinya, bahkan kalau memang memungkinkan bisa 2 kali sehari yaitu renang di pagi dan sore hari. Walaupun agak ribet untuk mengatur waktunya, aku tetap usahakan miNimal melakukan olahraga renang setiap hari. Atau at least 4 – 5 kali dalam seminggu. Memang kelihatannya terlalu banyak menyita waktu, tapi teman – teman bisa menjadikan renang sebagai ritual “Me Time” tersendiri. Buatku sendiri renang memberikan efek rileks dan kelegaan yang menyenangkan setelah sibuk mengurusi segala sesuatunya anakku. Pengalamanku juga berbicara, apabila aku tidak melakukan olahraga renang rutin, badanku dengan mudahnya merasa cape, mudah pegel, mudah lemas, mudah lunglai. Tapi apabila melakukan olahraga renang rutin, keluhan – keluhan tersebut bisa dibilang hampir jarang terjadi. Happy! Dengan berenang rutin setiap hari selama sebulan, aku berhasil menurunkan berat badanku 3kg. Dari berat badan 58kg – 60kg turun menjadi 57kg. Not bad, its a good start :).
3. Bersauna Ria
image via
Setelah olahraga renang, aku lanjutkan dengan sauna-an di ruang sauna. Sambil luluran, pake hair mask dan menikmati suasana di ruang sauna, itu rasanya enak banget. Tapi mungkin buat teman – teman yang baru mencoba sauna untuk pertama kalinya, pasti ada rasa kurang nyaman (mungkin karena belum terbiasa saja). Kegiatan bersauna juga membantuku menurunkan berat badan :).
Memasuki bulan ke 2, berat badan turun menjadi 55 kg dari 57kg. Bulan ke tiga turun menjadi 53 kg. Dan di bulan ke 4 menjadi 50kg. Setelah berjuang 4 bulan lamanya, akhirnya aku bisa mencapai angka berat badan yang ku inginkan yaitu 50kg. Memang berat berat badan di awal sebelum hamil berada di angka 45 – 47 kg. Namun kata suamiku dulu aku itu kurus banget kayak cewek kurang gizi ;(. Dia lebih suka berat badanku yang sekarang di angka 50kg saja, nggak terlalu kurus.
Sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan ya guys? Mungkin olahraganya bisa kalian ganti dengan olahraga yang kalian suka :). Sukses mencapai berat badan yang diinginkan hanya perlu displin, ketekunan dan kemauan yang keras. Kalau aku bisa, kalian juga pasti bisa. Semangat ya buat teman – teman yang sedang bergumul menguruskan berat badan:). Semangat!
Until next post!
More Reader Favorites
– Puncak Escape – The GrandHill Bistro-Café & Resort-Hotel